"Bu, ada mie?"
Dengan ramah, ibu pemilik The Gallery menjawab tidak ada dan mengarahkan telunjuknya ke warung seberang. Adik saya pun pamit meluncur ke warung seberang karena dia sedang ngidam berat sama mie instan. Sedangkan Saya tetap berkonsentrasi memilih menu kudapan malam saya. Sebenarnya kami sudah makan malam di restoran lokal sekitar 3 jam lalu. Maka dari itu, saya memilih makananringan untuk memuaskan mulut saya yang lagi pengen nguyah ini.
Menu di the Gallery hampir semunya berjenis western food: sandwich, toast, omelet, salad, dan sebagainya. Buat saya, menu tersebut cocok untuk sarapan dan cemilan. Karena buat perut Indonesia, kadang kurang ngena kalau belum menyentuh nasi untuk makan siang. Namun jenis menu ini sepertinya sengaja dipilih pemilik the Galery agar tidak menyaingi warung lokal di sekitarnya yang menyajikan menu nasi dan mie. Pemikiran ini sungguh menarik menurut saya.
Saat makan pagi, saya memesan Ham and Cheese Sandwich + sausage dan secangkir teh jahe hangat. Jahenya benar-benar jahe asli yang dipotong kecil-kecil, bukan essence jahe. Sedangkan adik saya memesan eeg ham chips dan secangkir teh vanila. Secara keseluruhan hidangannya cocok di lidah kami dan ternyata sangat mengeyangkan. Pagi berikutnya, kami kembali sarapan di the Gallery dengan menu yang juga enak.
Yang menjadi perhatian saya justru pada minuman yang dihidangkan the Gallery. Salah satu favorit saya adalah Rossela Tea with Ice. Segar sudah pasti, apalagi diseruput di tengah udara pantai. Kunci kesegaran minuman saya ini berasal dari tiga pucuk Rosela yang mengendap di dasar gelas. Ketiganya masih terlihat fresh. Dan benar saja, rosella-rosella ini ternyata dipetik dari kebun kecil di belakang the Gallery. Fresh from Galley's Garden.
Poin lain yang menjadi rosella tea ice saya menjadi nikmat saat diseruput adalah sedotan bambu. Setiap minuman dingin di the Gallery selalu dilengkapi dengan sedotan buatan tangan ini. Saya senang saat mengetahui sedotan ini dijual di toko kerajinan yang menjadi satu dengan the Gallery. Saya pun membelinya untuk properti foto makanan saat di Jakarta nanti.
Pemesanan makanan juga bisa diantar ke dalam kamar untuk tamu Full Moon Bungalow. Saya dan adik saya selalu memilih makan langsung di Gallerry. Karena, pemiliknya--Mike dan istrinya yang asli Bali--sangat ramah. Beberapa pengunjung WNA sudah tampak akrab. Sepertinya mereka adalah pelanggan setia The Gallery.
Anda pemilik atau pengelola properti ini? Klaim daftar Anda secara gratis untuk meninjau serta memperbarui profil, dan masih banyak lagi.