Saya tidak sengaja menemukan kedai soto kudus ini saat sedang melintasi jalur Pantura yang melewati pusat kota batik, Pekalongan. Kebetulan, saya tiba di kota batik ini tepat waktu makan siang, dan sudah lebih dari 4 jam mengemudikan mobil sendiri. Sehingga saya merasa lelah dan lapar, karenanya saya mencari tempat untuk istirahat sembari makan siang.
Dan ternyata saya menemukan kedai soto ini tak jauh dari perlintasan rel kereta api yang membelah pusat kota Pekalongan. Saat itu di depan kedai ini tampak cukup banyak mobil terparkir dan warung tampak cukup penuh serta ramai pelanggan.
Dari tampilan depannya, kedai ini tampak cukup nyaman dan bersih untuk tempat makan siang sembari beristirahat. Ruangan warung soto ini memang cukup luas, meskipun tidak luas banget. Mungkin, meja dan kursi makan yang tersedia cukup untuk menampung 30 - 40 orang makan sekaligus.
Ruangannya cukup bersih, meskipun agak gelap karena kurang bukaan jendela. Juga terasa agak panas karena warung ini tidak memiliki pendingin udara, tetapi hanya tersedia kipas angin tergantung di plafon dan dinding. Selain itu, terasa panas karena kota Pekalongan memang kota pesisir, sehingga wajar bila suhu udara di dalam warung ini juga panas.
Yang lebih penting adalah rasa sotonya yang cukup nendang dan pelayanan yang cukup cepat. Seperti namanya, warung ini hanya menjual satu jenis menu saja, yaitu soto ayam model kudus. Soto bisa disajikan terpisah dengan nasinya, atau dicampur jadi satu menjadi nasi soto.
Kuah sotonya terasa gurih dan sedikit manis khas makanan Jawa Tengah karena kucuran kecap. Semangkok soto yang pesan dilengkapi dengan taburan bawang putih dan bawang merah, serta bumbu batang sere, kunyit, irisan daun ketumbar dan kemiri. Selain taburan daging ayam yang disisit cukup banyak, soto kudus di kedai ini sangat royal dengan toge alias kecambah.
Bahkan mungkin kecambahnya agak berlebihan. Saya pun sempat bingung, saya sedang makan soto ayam atau soto kecambah??? Tetapi itu bisa saya abaikan karena rasanya tetap enak dan mengenyangkan.
Selain semangkok soto, seperti halnya warung-warung makan tradisional khas Jawa, selalu disediakan sepiring lauk pauk pendamping sebagai tambahan alternatif. Dalam sepiring lauk pauk itu, terdapat beberapa potong tempe dan tahu bacem, tahu dan tempe goreng, telor asin, ati ampela goreng, paru goreng, perkedel kentang, dadar jagung, empal goreng, dan sate telor puyuh.
Harga makanan di warung ini ternyata cukup murah untuk ukuran harga Jakarta. Saya memesan tiga mangkok soto dan tiga piring nasi putih, tiga botol teh dingin, beberapa kerupuk putih kaleng, dan beberapa potong lauk goreng, ternyata harus bayar tidak lebih dari 110ribu.
Anda pemilik atau pengelola properti ini? Klaim daftar Anda secara gratis untuk meninjau serta memperbarui profil, dan masih banyak lagi.