Bukit Pianemo
5
Tentang
Saran durasi
Lebih dari 3 jam
Beri saran perbaikan untuk menyempurnakan tampilan kami.
Sempurnakan daftar iniTampilan layar penuh










Berkontribusi
5.0
16 ulasan
Luar biasa
13
Sangat bagus
3
Biasa
0
Buruk
0
Sangat buruk
0
Ulasan ini diterjemahkan secara otomatis dari bahasa Inggris.
Layanan ini dapat berisi hasil terjemahan dari Google. Google melepaskan semua tanggung jawab, baik tersirat ataupun tersurat, terkait hasil terjemahan, termasuk setiap tanggung jawab atas keakuratan, keandalan, dan jaminan tersirat apa pun tentang kelayakan untuk diperdagangkan, kesesuaian untuk tujuan tertentu, dan kebebasan dari pemalsuan.
Rizki Perdana
Jakarta, Indonesia2.103 kontribusi
Nov 2018 • Teman
Ini adalah tempat wajib yang harus dikunjungi dan tempat ikonik untuk berfoto jika ke Raja Ampat. Mendaki beberapa puluh anak tangga ke puncak bukit dan kita rasa capai akan terbayar dengan pemandangan gugusan kepulauan yang sangat indah. Spot utama dan wajib untuk berfoto di Raja Ampat. Silahkan puas-puas berfoto dengan berbagai gaya dengan latar belakang yang sangat indah.
Ditulis pada 12 November 2018
Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap ulasan.
Indri137
Jakarta, Indonesia29 kontribusi
Jul 2018 • Bisnis
tak ada kata2 lain yg dpt saya ungkapkan saat mendatangi top view of pianemo.. pemandangn yg luar biasa indahhya sulit diungkapkan dgn kata2.. saya hanya bisa berkata Allahu Akbar..
akses ke Top View nya enak dan menggunakan tangga.. beberapa meter sblm puncak tangga yg didaki sangat curam.. tapi lelah akan terbayar saat berada di puncaknya..
akses ke Top View nya enak dan menggunakan tangga.. beberapa meter sblm puncak tangga yg didaki sangat curam.. tapi lelah akan terbayar saat berada di puncaknya..
Ditulis pada 26 Juli 2018
Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap ulasan.
RaditiyoWibowo
Sidoarjo, Indonesia63 kontribusi
Jun 2017 • Teman
Pemandangan indah langsung terlihat saat boat memasuki kepulauan di Pianemo. Rasa penasaran langsung tertuju ke bukit utama dengan ratusan anak tangga di samping bukit. Saat sandar, kami langsung disambut oleh mama-mama yang berjualan es kelapa dan beberapa hasil alam disana. Ya tidak ada salahnya, istirahat sejenak sebelum berjuang mendaki anak tangga yang banyak jumlahnya dan cukup terjal. Saya sarankan untuk pendakian ini, atur tenaga dan beristirahatlah di tempat yang sudah disediakan ditengah perjalanan mendaki. Perjuangan berat menaiki anak tangga dijamin terbayar begitu sampai di puncak, landscape gugusan pulau terhampar luas sejauh mata memandang..Subhanallah indahnya.
Ditulis pada 28 Mei 2018
Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap ulasan.
omanhomsa
Jakarta, Indonesia241 kontribusi
Okt 2017 • Teman
Jika kalian ingin melihat pemandangan yang indah dari bukit ini, kalian harus rela menaiki anak tangga yang menguras tenaga, tapi semua akan terbayar dengan pemandangan yang indah dari atas bukit Pianemo ini.
Ditulis pada 4 Februari 2018
Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap ulasan.
juara kedua
Kuningan, Indonesia432 kontribusi
Jul 2017 • Teman
Perjalanan trip one day raja ampat berlanjut ke piaynemo, jaraknya dekat sekali dengan telaga manta, beberapa menit saja. Ratusan anak tangga harus dinaiki untuk mencapai ke puncak. Dan sesampainya di puncak, terbayar sudah lelah dan keringat yang dikeluarkan saat menaiki anak tangga. Terbayar lunas semuanya. Gugusan pulau2 karang yang menjulang terlihat sangat indah. Ini adalah miniatur wayag, icon raja ampat.
Ditulis pada 2 Agustus 2017
Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap ulasan.
Jodenie
Banyuwangi, Indonesia1.006 kontribusi
Jun 2017 • Keluarga
Untuk mencapai bukit ini, pemda setempat telah menyediakan tangga kayu yang memudahkan wisatawan naik ke puncak bukit, saat ini sedang di bangun tangga baru sehingga nantinya tersedia 2 jalur tangga untuk wisatawan naik dan turun.
Ditulis pada 3 Juli 2017
Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap ulasan.
HAsrul H
Jakarta397 kontribusi
Mei 2017 • Bisnis
Kabupaten Raja Ampat merupakan Kabupaten Kepulauan atau Kabupaten Bahari yang terletak di "kepala burung" Kepulauan Papua, tepatnya di Provinsi Papua Barat. Kabupaten Raja Ampat diperkirakan memiliki pulau sebanyak 1.800 (umumnya tidak berpenghuni). Termasuk masih banyak pulau yang belum punya nama.
Painamo relatif lebih mudah dijangkau. Dari pelabuhan Waisai yang merupakan pusat Administrasi Kabupaten Raja Ampat atau ibukota Raja Ampat, perjalanan ke Painamo bisa ditempuh sekitar 2—3 jam tergantung keadaan cuaca dengan speedboat atau kapal. Anda harus merogoh kocek sekitar Rp. 500.000 s/d Rp.1.000.000 untuk naik kapal dan Rp. 300.000 s/d 750.000 untuk speedboat. Tapi sebaiknya berobongan bila hendak mengunjungi pulau-pulau Raja Ampat, demi efisiensi biaya transportasi dan akomodasi.
Gugusan bukit batu karang (karst) yang terhampar di kawasan Painamo tak kalah cantik dengan keindahan gugusan karst di Pulau Wayag yang telah menjadi ikon Raja Ampat. Bedanya, bentuk gugusan pulau karang di Pianamo lebih kecil karena itu banyak yang menyebut Painamo sebagai Pulau Wayag mini.
Saat yang tepat untuk mendatangi Painamo adalah di waktu pagi. Selain karena cuaca yang yang tidak terlalu terik, keindahan Painamo sewaktu bermandikan cahaya mentari pagi juga menjadi alasan tersendiri. Jika Anda hendak pergi ke pulau ini, pada jam 06.00 WIT, speedboat sudah siap membawa Anda dari Waisai ke Pulau Pianemo, itu perjalanan secara umum tanpa tujuan lain.
Pada saat saya dan rombongan dari Jakarta (Hery, Ahid dan Dino) yang ditemani sahabat Marga Wawiyai di Friwen (Pak Salmon cs) berangkat menuju Painamo dari Pulau Nyandebabo dengan perahu motor bermesin sederhana. Perjalanan sekitar 1 jam 30 menit tiba di Laguna Bintang lalu melanjutkan ke Pulau Painamo sekitar 15 menit, sekitar 3-4 jam kami di kedua tempat ini (Laguna Bintang dan Bukit Painamo) lalu kembali ke Waisai.
Sebelum masuk ke pulau Painamo, para pengunjung diwajibkan untuk membayar restribusi adat di salah satu pos utama yang berada tepat di jalur masuk pulau Painamo. Tapi kami tidak membayar karena ada fasilitas khusus oleh Suku Wawiyai yang menemani kami tersebut (semua serba gratis). Setelah ini, Anda akan masuk jalur yang menantang dan mendaki namun sangat indah.
Untuk menikmati keindahan pemandangan Painamo, Anda harus naik ke puncak bukit Painamo. Tapi, jangan khawatir. Jalur yang terjal ke atas bukit itu bisa lalui dengan tangga kayu. Untuk mencapai puncak, Anda harus menaiki sekitar 320 anak tangga (menurut teman saya Bung Dino Martin, karena saya tidak sempat menghitungnya). Bagi sebagian wisatawan, ini adalah tantangan bagi fisik mereka.
Tapi, segala macam tantangan dan beratnya naik anak tangga itu akan terbayarkan begitu Anda sampai di puncak bukit ini. Benar saja, setelah tiba di puncak bukit Painamo, pemandangan indah pun terhampar di hadapan gugusan pulau karang yang melingkar seakan membentuk laguna hijau di tengah birunya samudera di kejauhan, rasa capekpun hilang seketika.
Saat ini, setelah kunjungan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi di Pulau Painamo pada 1 Januari 2016 yang lalu, Atas perintah Presiden Jokowi, sementara dibangun tangga baru, menurut pekerja yang kami wawancarai. Tangga tersebut nantinya akan dipakai jalan untuk keluar atau pulang. Setelah tangga ini selesai maka jalur masuk dan keluar akan berbeda.
Namun lebih hebatnya pembangunan tangga yang baru ini, satupun pohon tidak boleh di tebang, pohon yang kecil dan besar yang melewati anak tangga tersebut semua tidak boleh di tebang, itu pentih Presiden Jokowi. Maka nampak pohon-pohon tersebut tetap berdiri diantara anak tangga (perhatikan foto yang kami upload bersama ulasan ini). Jenis kayu yang dipakai membangun tangga tersebut adalah "kayu besi" yang didatangkan dari luar Pulau Painamo atau di luar Kabupaten Raja Ampat. Walau banyak kayu di Pulau Painamo ini, tapi tidak boleh di tebang untuk dijadikan bahan bangunan atau pembangunan tangga tersebut, karena Pulau Painamo ini masuk dalam kawasan hutan.
Dalam pantauan penulis yang berkunjung di beberapa pulau, warga Kabupaten Raja Ampat yang berdiam di pulau-pulau itu (umumnya masuk kawasan Ulayat atau Tanah/Hutan adat), sangat disiplin menjaga lingkungannya, mereka tidak sembarang menebang, mereka patuh pada leluhurnya, termasuk pada hukum positif yang berlaku di Indonesia. Lingkungan sangat terjaga, termasuk hutan mangrove (kayu bakau) juga terjaga dengan baik.
Sedikit catatan:
1) Pesan untuk Pemda Raja Ampat:
Sebaiknya dermaga tempat berlabuh kapal atau perahu motor (speedboat) di Painamo ditambah lebarya, sekitar 4 (empat) meter atau memanjang ke arah kanan, untuk resto atau cafe sebagai ruang istirahat atau ruang menunggu sebagai titik kumpul. Kondisi saat ini sangat sempit yang ditempati pula para pedagang kuliner dan kerajinan penduduk Kabupaten Raja Ampat berupa akar bahar, ikan asin, ikan asap dll.
2) Pesan kepada wisatawan (domestik dan Asing)
Janganlah buang sampah sembarangan, ada 3 (tiga) titik tempat sampah, ada di dermaga (bagian bawah), ada di pos tengah (pos bagian tengah tangga pendakian) dan pada puncak Bukit Painamo ada juga tempat sampah. Buanglah sampah Anda ditempat yang telah disiapkan tersebut.
Jakarta, 14 Mey 2017
H.Asrul Hoesein
Painamo relatif lebih mudah dijangkau. Dari pelabuhan Waisai yang merupakan pusat Administrasi Kabupaten Raja Ampat atau ibukota Raja Ampat, perjalanan ke Painamo bisa ditempuh sekitar 2—3 jam tergantung keadaan cuaca dengan speedboat atau kapal. Anda harus merogoh kocek sekitar Rp. 500.000 s/d Rp.1.000.000 untuk naik kapal dan Rp. 300.000 s/d 750.000 untuk speedboat. Tapi sebaiknya berobongan bila hendak mengunjungi pulau-pulau Raja Ampat, demi efisiensi biaya transportasi dan akomodasi.
Gugusan bukit batu karang (karst) yang terhampar di kawasan Painamo tak kalah cantik dengan keindahan gugusan karst di Pulau Wayag yang telah menjadi ikon Raja Ampat. Bedanya, bentuk gugusan pulau karang di Pianamo lebih kecil karena itu banyak yang menyebut Painamo sebagai Pulau Wayag mini.
Saat yang tepat untuk mendatangi Painamo adalah di waktu pagi. Selain karena cuaca yang yang tidak terlalu terik, keindahan Painamo sewaktu bermandikan cahaya mentari pagi juga menjadi alasan tersendiri. Jika Anda hendak pergi ke pulau ini, pada jam 06.00 WIT, speedboat sudah siap membawa Anda dari Waisai ke Pulau Pianemo, itu perjalanan secara umum tanpa tujuan lain.
Pada saat saya dan rombongan dari Jakarta (Hery, Ahid dan Dino) yang ditemani sahabat Marga Wawiyai di Friwen (Pak Salmon cs) berangkat menuju Painamo dari Pulau Nyandebabo dengan perahu motor bermesin sederhana. Perjalanan sekitar 1 jam 30 menit tiba di Laguna Bintang lalu melanjutkan ke Pulau Painamo sekitar 15 menit, sekitar 3-4 jam kami di kedua tempat ini (Laguna Bintang dan Bukit Painamo) lalu kembali ke Waisai.
Sebelum masuk ke pulau Painamo, para pengunjung diwajibkan untuk membayar restribusi adat di salah satu pos utama yang berada tepat di jalur masuk pulau Painamo. Tapi kami tidak membayar karena ada fasilitas khusus oleh Suku Wawiyai yang menemani kami tersebut (semua serba gratis). Setelah ini, Anda akan masuk jalur yang menantang dan mendaki namun sangat indah.
Untuk menikmati keindahan pemandangan Painamo, Anda harus naik ke puncak bukit Painamo. Tapi, jangan khawatir. Jalur yang terjal ke atas bukit itu bisa lalui dengan tangga kayu. Untuk mencapai puncak, Anda harus menaiki sekitar 320 anak tangga (menurut teman saya Bung Dino Martin, karena saya tidak sempat menghitungnya). Bagi sebagian wisatawan, ini adalah tantangan bagi fisik mereka.
Tapi, segala macam tantangan dan beratnya naik anak tangga itu akan terbayarkan begitu Anda sampai di puncak bukit ini. Benar saja, setelah tiba di puncak bukit Painamo, pemandangan indah pun terhampar di hadapan gugusan pulau karang yang melingkar seakan membentuk laguna hijau di tengah birunya samudera di kejauhan, rasa capekpun hilang seketika.
Saat ini, setelah kunjungan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi di Pulau Painamo pada 1 Januari 2016 yang lalu, Atas perintah Presiden Jokowi, sementara dibangun tangga baru, menurut pekerja yang kami wawancarai. Tangga tersebut nantinya akan dipakai jalan untuk keluar atau pulang. Setelah tangga ini selesai maka jalur masuk dan keluar akan berbeda.
Namun lebih hebatnya pembangunan tangga yang baru ini, satupun pohon tidak boleh di tebang, pohon yang kecil dan besar yang melewati anak tangga tersebut semua tidak boleh di tebang, itu pentih Presiden Jokowi. Maka nampak pohon-pohon tersebut tetap berdiri diantara anak tangga (perhatikan foto yang kami upload bersama ulasan ini). Jenis kayu yang dipakai membangun tangga tersebut adalah "kayu besi" yang didatangkan dari luar Pulau Painamo atau di luar Kabupaten Raja Ampat. Walau banyak kayu di Pulau Painamo ini, tapi tidak boleh di tebang untuk dijadikan bahan bangunan atau pembangunan tangga tersebut, karena Pulau Painamo ini masuk dalam kawasan hutan.
Dalam pantauan penulis yang berkunjung di beberapa pulau, warga Kabupaten Raja Ampat yang berdiam di pulau-pulau itu (umumnya masuk kawasan Ulayat atau Tanah/Hutan adat), sangat disiplin menjaga lingkungannya, mereka tidak sembarang menebang, mereka patuh pada leluhurnya, termasuk pada hukum positif yang berlaku di Indonesia. Lingkungan sangat terjaga, termasuk hutan mangrove (kayu bakau) juga terjaga dengan baik.
Sedikit catatan:
1) Pesan untuk Pemda Raja Ampat:
Sebaiknya dermaga tempat berlabuh kapal atau perahu motor (speedboat) di Painamo ditambah lebarya, sekitar 4 (empat) meter atau memanjang ke arah kanan, untuk resto atau cafe sebagai ruang istirahat atau ruang menunggu sebagai titik kumpul. Kondisi saat ini sangat sempit yang ditempati pula para pedagang kuliner dan kerajinan penduduk Kabupaten Raja Ampat berupa akar bahar, ikan asin, ikan asap dll.
2) Pesan kepada wisatawan (domestik dan Asing)
Janganlah buang sampah sembarangan, ada 3 (tiga) titik tempat sampah, ada di dermaga (bagian bawah), ada di pos tengah (pos bagian tengah tangga pendakian) dan pada puncak Bukit Painamo ada juga tempat sampah. Buanglah sampah Anda ditempat yang telah disiapkan tersebut.
Jakarta, 14 Mey 2017
H.Asrul Hoesein
Ditulis pada 14 Mei 2017
Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap ulasan.
Kelly Stilwell
Bradenton, FL93 kontribusi
Okt 2016
Di 300 + sangat layak mendaki tangga ketika Anda mendapatkan ke atas! Ada tempat untuk beristirahat, dan mereka hanya membiarkan sejumlah orang tertentu untuk pergi pada satu waktu. Setelah Anda berada di sana, mereka tidak terburu-buru anda. Tempat ini menakjubkan!
Diterjemahkan oleh Asia Online Language Studio
Ditulis pada 16 Juni 2017
Ulasan ini adalah opini subjektif dari anggota Tripadvisor, bukan dari Tripadvisor LLC. Tripadvisor melakukan pemeriksaan terhadap ulasan.
Tidak ada pertanyaan yang diajukan tentang pengalaman ini
Apakah ini daftar Tripadvisor Anda?
Anda pemilik atau pengelola properti ini? Klaim daftar Anda secara gratis untuk meninjau serta memperbarui profil, dan masih banyak lagi.
Klaim daftar Anda